Entri Populer

Senin, 14 Januari 2013

Cermin Diri



Hah, terkadang aku bosan mendengar celotehan orang-orang disekitarku yang selalu berkomentar tentang orang lain terutama hal yang buruk. Ketika si “B” dan si “C”. membicarakan kekurangan dan kesalahan si “A”. Di lain waktu aku akan mendengar si “C” dan si “A” membicarakan si “B”. Hm...aku hanya tersenyum, saat itu aku menyadari bahwa setiap perbuatan mungkin memiliki konsekuensi yang sama namun di waktu yang berbeda. Seperti halnya ketika kau melukai orang lain, suatu saat mungkin seseorang juga akan melukai dirimu dengan cara yang sama seperti kau menyakiti orang tersebut.

Aku sering bertanya-tanya, apakah ada kebahagiaan tersendiri bagi mereka ketika mereka bisa menghina seseorang di belakangnya? Hm...kembali aku tersenyum karena sejenak aku tersadar bahwa mungkin aku juga demikian secara tidak sadar. Bahwa emosi juga berpengaruh terhadap perilaku seseorang dalam situasi tertentu. Aku pasti sangat munafik jika aku menyalahkan perilaku mereka sementara aku pun terkadang bisa berbuat demikian. Hanya saja kupikir apakah itu wajar, ketika kita secara sepihak mengklaim bahwa perilaku kita lebih baik daripada orang-orang tersebut? Sementara aku tahu bahwa perilaku seseorang itu ibarat dua sisi mata uang, ada sisi yang baik dan sisi yang buruk.

Aku sadar, hidup dalam sebuah kebersamaan dalam sebuah masyarakat adalah sama dengan memandangi diri dalam seribu satu cermin sosial. Masing-masing cermin punya sudut pandangnya sendiri. Bayangan yang ditampilkannya pun sangat bergantung pada mutu cermin. Tentu akan berbeda antara bayangan cermin jernih dengan yang kusam. Terlebih jika cermin itu sudah retak.

Kita tidak bisa hanya terpaku pada satu sudut pandang cermin. Orang lain menilai kita berdasarkan akan pandangannya. Memahami keanekaragaman cermin ini akan membuat seseorang lebih bijak dalam berperilaku. Karena semua bayangan dalam cermin-cermin itu adalah wajah kita sendiri. Dengan demikian kita dapat mengetahui apa kelebihan dan kekurangan diri kita. Namun, setelah ketika kita tahu, akankah kita berubah dan menerima kebenarannya bahwa kenyataannya diri kita tak sebaik yang kita pikirkan.

Minggu, 13 Januari 2013

Tentang Perasaan Seseorang


“ Kau tahu bahwa perasaan seseorang sangatlah kelam
   kita bahkan tidak dapat mengerti jalan pikiran kita sendiri

  Saat berada diambang kematian, barulah
  perasaan yang sebenarnya akan terlihat.

  Semakin besar cintamu,
  semakin besar juga ketakutanmu.

  Saat seseorang menjadi
  lebih penting dari dirimu...
  kehilangan mereka akan fatal bagimu.

  Jadi orang itu akan mulai membayangkan...
  ribuan kemungkinan yang dapat membuatnya
  kehilangan orang tersebut.

  Akankah nanti seperti begitu?

  Akankah seperti itu jadinya?

  Semakin kau takut, kecurigaanmu
  akan semakin bertumbuh".

~ Percakapan Kim Tae Han dan Kim Dong Ah (robot couple)
~ Korean Drama : Wild Romance

Selasa, 08 Januari 2013

Perubahan

"People always say to follow your heart and do something that you really want to do"


Memang kata-kata itu begitu mudah diucapkan tapi untuk melaksanakannya butuh banyak pertimbangan hingga aku memutuskan pilihanku. Sekarangpun aku masih saja sama tak berdayanya seperti dulu meski masalah yang sama seperti masa terlewat kembali terulang.

Kali ini, aku kembali lagi ke persimpangan itu. Persimpangan dengan banyak jalan tanpa petunjuk satu pun. Aku pun masih ingat jalan mana yang kutempuh sebelumnya dimana pada akhirnya jalan itu membuatku sangat menyesal.

Benakku pun kembali bertanya-tanya, apakah ini kesempatan yang diberikan padaku lagi agar aku bisa membuat pilihan yang berbeda dari sebelumnya?

Lagi-lagi hatiku terlalu rapuh untuk berani mengambil keputusan itu. Terlalu takut untuk resiko yang akan kuhadapi sebagai akibat dari keputusan itu. Tentu karena aku tahu bahwa ketika aku memutuskan untuk berubah, ada pengorbanan yang harus aku berikan baik itu keuangan, waktu, atau energi. Dan pengorbanan itu mungkin saja tidak hanya akan menyakiti perasaanku tetapi juga menyakiti perasaan orang-orang disekelilingku.

Seorang sahabat pernah berkata padaku, "Perubahan itu mirip seperti seekor ulat harus berjuang dalam kepompong sebelum menjadi kupu-kupu yang cantik. Jika kau ingin merubah keadaan, maka jangan guncang perahunya tapi tenggelamkan dan mulailah bangun yang baru."

Aku mengerti apa maksudnya, bahwa kadang-kadang aku harus keluar dari zona aman dan memusnahkan yang lama untuk mendapatkan sesuatu yang baru dan lebih baik. Tapi, apakah aku sanggup untuk membuat keputusan lain dan berani dengan segala resiko yang aku ambil? Beranikah aku untuk berubah?


Minggu, 06 Januari 2013

Cinta Tak Harus Memiliki


"Aku adalah seorang yang munafik
 Aku pernah bertanya padamu, haruskah cinta itu selalu memiliki?
 Aku bohong...
 Aku pernah berharap untuk bisa mendapatkan Seo Eun Gi
 Tak ingin lelaki lain merampasnya dariku
 Suatu hari dia akan mengerti isi hatiku
 Dengan harapan seperti itu, aku selalu menunggu

 Tapi, akhirnya aku mengerti
 Meninggalkan seseorang dan melepaskannya juga adalah cinta
 Ada cinta yang lebih besar lagi dari hanya sekedar memiliki

 Melihatnya bahagia, aku juga merasa bahagia
 Aku baru menyadarinya sekarang
 Kang Maru-lah yang telah mengajariku semua ini" *tersenyum*

~ Conversation Attorney Jun Ha Park to Attorney Min Young Ahn~
~ The Innocent Man a.k.a Nice Guy Korean Drama

Komentar
Kata-kata Park Jun Ha sangat menyentuh, terutama bagaimana cara ia mencintai Seo Eun Gi. Seperti yang admin pernah posting tentang Two Different Love dimana cinta yang dimiliki oleh Park Jun Ha adalah cinta yang dewasa, cinta yang memahami, mengasihi, memaafkan, dan melepaskan ketika cinta itu harus berakhir. Sebuah cinta yang berwujud pengorbanan dimana asalkan orang yang dicintai bahagia, itu sudah sangat cukup baginya...^^ (#ini cuman pendapat admin loh)