Entri Populer

Jumat, 15 Juni 2012

Kerinduan dari Negeri Seberang



"lombok...
bukan warna merahnya yang kurindukan
tapi hijaunya pegunungan yang meneduhkan mata

lombok...
bukan rasa pedasnya yang teringat di lidah
melainkan jejak kenangan yang pernah tercipta disana"


Senja kala itu, ketika mentari tenggelam perlahan ke balik lautan. Perlahan-lahan, kapal yang membawaku mengarungi lautan pembatas diantara dua pulau yang menyimpan memori perjalanan hidupku dahulu dan sekarang pun mulai merapat ke dermaga. Sebuah dermaga tua yang masih tetap sama seperti saat terakhir kali aku berkunjung 2 tahun yang lalu. Tak sabar aku untuk menjejakkan kakiku di tanahnya...aku pun berlari kecil ke arah buritan kapal...agar bisa kulihat dengan jelas seperti apa pulau itu sekarang.

Dekat...
Semakin dekat...
Jantungku pun ikut berdegup kencang dan perasaan haru seolah menyeruak...
Menyesakkan dada.

Rindu selama dua tahun terakhir yang selalu kutahan, akhirnya berubah menjadi air mata yang hanya memenuhi pelupuk mataku tanpa sudi untuk mengalir. Aku pun tertegun memandangi pulau itu dari kejauhan, pulau kecil yang tak indah dimata orang lain namun menjadi permata berharga dalam memori masa kecilku.

Aku yang sangat riang dengan imajinasiku sendiri, berkhayal tentang berbagai hal yang ingin kulakukan kala aku berkunjung.

Terlalu asyik dengan khayalanku, aku lupa pada awan yang berlarian di sisi bukit dengan riangnya…seolah ingin menyambutku dengan gerimis yang dibawanya. Seketika itu jua aku mulai cemas,  karena kutahu karaktermu oh…hujan pulauku.

"Cepat...cepat...!!" seruku dalam hati agar kapal ini bersandar dengan segera sebelum gerimis turun. Namun, belum sempat kuinjakkan kaki di tanah itu, hujan yang menderu dari kejauhan pun menyambut kedatanganku. Tentu saja untuk sesaat aku sedikit kecewa...aku yang tak ingin basah dan niatku yang awalnya ingin mampir di beberapa tempat dalam perjalanan akhirnya harus kuurungkan.

"Hm…ternyata setelah sekian lama kau tak jua berubah...pulau tercintaku" gumamku dalam hati.

Ya...karakteristikmu oh pulauku…masih kuingat dengan jelas. Pada jam-jam tertentu, awan-awan yang memenuhi langitmu akan dengan riang berbagi kesejukan bersama angin semilir yang membawa aroma hujan. Bahkan aroma tanah saat hujan yang kusukai pun masih tetap sama. Begitu pula dengan deretan rumah dan jalan....tak banyak juga yang berubah padahal kupikir kau akan berubah dan tak kukenali lagi.

Sepanjang jalan aku berpikir, jika saja hujan tak turun maka aku bisa mampir ke beberapa tempat tanpa harus pergi esoknya karena aku tak punya banyak waktu disini. Banyak hal yang ingin kulakukan kala aku berkunjung…banyak nostalgia yang ingin kubagi pada teman-teman kecilku yang lama tak kutemui.

"Ah, apa kabarnya teman-teman kecilku? Masihkah kalian tinggal disana?" tanyaku membatin.

Terakhir kali aku datang, aku bahkan tak sempat mengunjungi kalian dan sekarangpun sepertinya begitu. Jika saja ada banyak waktu...ketika kita bertemu masihkah kalian mengingatku? Si kecil kurus dan hitam...yang kini sudah berubah menjadi wanita remaja yang tak bisa kalian panggil si kurus yang hitam lagi.

Sungguh aku merindukan saat-saat itu, dimana kita bermain dari matahari masih bersinar terik hingga kembali ke peraduannya. Tak memikirkan hal lain kecuali kegembiraan. Sungguh terkadang aku ingin kembali ke masa itu tapi itu tidaklah mungkin. Sekarang kita tak bisa bermain seperti dulu lagi...pundak kita dahulu belumlah punya beban jika dibandingkan dengan sekarang yang sudah sarat akan beban.

Aku mungkin masih tidak bisa mengingat dengan benar nama kalian satu persatu, namun aku mengingat dengan jelas senyum dan tatapan gembira kalian ketika bermain bersamaku. Ya...aku rindu dengan senyuman itu...

"Masihkah kalian disana? Punyakah kalian waktu untukku bertemu di waktu yang singkat ini? Sebelum aku kembali ke tempat di seberang lautan itu karena entah kapan lagi aku bisa berkunjung" harapku.

I.$.P

Tidak ada komentar:

Posting Komentar